We sing our committed life ever since the very beginning of our age. We wrote our memories of this place, drew our faces in every corner of its building. We long to go back for that memories and path. Committing to a particular path in life comes more easily when you know what you're committing to and who or what will support you along the way. It's the
beauty of being a SEMINARIAN.

FUND RAISING JAKARTA - 28 & 29 JULY 2012

Sabtu, 28 Juli 2012 sore dan Minggu, 29 Juli 2012, Rm Deni akan memimpin misa 5 kali di Paroki Santa Perawan Maria Blok Q, dan Rm Tanto 4 kali misa di Paroki Aloysius Gonzaga Cijantung Jakarta. Mohon doa dari semua teman sekalian supaya lewat kegiatan ini Seminari Tuka diberkati dengan limpah.

Selamat akhir pekan.

Terima kasih

Saturday, July 28, 2012 (afternoon) and Sunday, July 29, 2012, Rm Deni will lead the mass (five times) in the Parish of the Blessed Virgin Mary Block Q, and Rm Tanto (four times) in the Parish of Aloysius Gonzaga at Cijantung Jakarta. Expecting prayers from all friends so this activity may bring abundant blessings for Seminary Tuka.

Happy weekend.

Thank you

Search This Blog

Gerakan Orang Tua Asuh Seminari Tuka Bali

Gerakan Orang Tua Asuh Seminari Tuka Bali
Let's Participate! Contact: seminaritukabali@gmail.com

Wednesday, July 6, 2011

Jadi AlatNya

Ketika orang memuji prestasiku yang menggunung, talentaku yang berlipat
Kukatakan bahwa semua ini hanyalah anugerahNya, hanyalah titipanNya
Sekedar mengatakan bahwa aku cukup tahu diri dan rendah hati

Kukatakan bahwa diriku hanyalah alat di tanganNya
Sebatang pensil untuk menulis, yang dikerat runcing
Seonggok tanah liat untuk periuk, yang dilembabkan, diremas dan dibakar
Sebilah pahat untuk mengukir, yang digodam pada batu
Sebatang buluh tuk bersuling, yang diketam, dilubangi dan dibakar

Kuandaikan diriku dengan apa saja
Sekedar mengatakan betapa sakitnya menjadi alatNya,
Yang berfungsi saat ada sebuah tujuan yang lain
Yang ditakdirkan untuk menghadirkan sebuah keindahan

Kusebut diriku hanyalah milikNya
Kupersilakan Ia memakai seluruh adaku
Lantas kenapa sekarang aku marah ketika proses itu tak sesuai harapanku
Kenapa aku berontak saat proses itu tidak menyenangkanku
Bukankah Ia bebas memakai apa yang menjadi milikNya itu?

Kutolak segala sakit dan derita
sekedar mengatakan bahwa semua harus berjalan sesuai mauku
Lantas apa yang tersisa jika untuk semua itu aku masih tak pernah beranjak dewasa?

No comments:

Post a Comment