|
Frater Eli |
Ikatan adalah syarat untuk menciptakan kesatuan dalam keanekaragaman. Inilah kira-kira yang saya temukan dalam Jumpa Seminaris Region Jawa Bali 20-23 Juni 2011. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan persaudaraan di antara para seminaris agar bisa saling mendukung dalam menjalani panggilan. Persaudaraan yang ingin dibangun bukanlah persaudaraan beberapa hari yang kemudian hilang tertinggal perjalanan waktu, melainkan persaudaraan yang berkelanjutan. Jadi sebenarnya tujuan kegiatan ini adalah menciptakan jejaring tanpa batas dan tanpa putus di antara kaum terpanggil. Namun persaudaraan tidak pernah bisa diikat dalam beberapa hari dan bertahan sepenjang masa; mesti ada kelanjutan. Hal inilah yang sudah terjadi…
Satu Tekad, Satu Hati, Satu Panggilan merupakan tema yang diangkat dalam jumpa seminaris kali ini, dengan berbagai kegiatan yang mampu mendorong persatuan di antara para seminaris yang berasal dari daerah, buadaya, dan karakter yang berbeda. Masa perkenalan menjadi awal yang baik menuju hubungan yang lebih intens. Segan, malu-malu, jaga image, ragu, merupakan hal wajar yang muncul pada jumpa pertama, yang nantinya akan kita tertawakan ketika kita menjadi akrab. Kelompok-kelompok kolaboratif menjadi media untuk mengenal seminaris dari seminari lain, dan mulailah terbentuk sebuah kelompok kecil baru, sebuah ikatan muda di antara kelompok yang berbeda.
|
Aktivitas |
Mengamati para seminaris yang penuh dengan gairah panggilan, seperti tetap melihat sebuah harapan cerah akan Gereja masa depan yang bisa hidup di tengah keanekaragaman yang makin kompleks. Para bujang Kristus ini begitu cepat melihat, mendengar, menerima, dan berbagi dalam perbedaan. Suasana outing yang penuh gandengan tangan, saling menggendong, membantu, tertawa bersama, spontanitas merupakan hal-hal sederhana yang menunjukkan kemampuan membawakan diri dan menerima orang lain yang berbeda. Ada bersama dengan orang lain, bekerja sama dengan orang lain, saling mendukung merupakan hal penting selain pemikiran-pemikiran, perencanaan, dan program yang bagus.
Jumpa seminaris bertujuan menciptakan persaudaraan di kalangan seminaris, sehingga mereka bisa saling meneguhkan dan mendukung dalam panggilan. Rasa persaudaraan dan kebersamaan disadari sebagai hal penting di tengah dunia yang semakin penuh tantangan. Masih relevanlah sebuah pepatah: bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kita menyadari bahwa panggilan itu tidak hanya merupakan hal yang pribadi; kita mendengarnya lalu menjaga dan menumbuhkannya dengan segenap tenaga kita sendiri. panggilan juga tumbuh dalam kebersamaan, tumbuh dalam sebuah komunitas.
|
Seminaris - Seminari Roh Kudus Tuka |
Para seminaris rupanya sangat menyadari akan pentinganya kerbersamaan dan persatuan dalam panggilan. Hal ini ditunjukkan dalam antusias mereka menyambut dan menjalani kegiatan jumpa seminaris. Rupanya perhatian terhadap masa depan Gereja tidak hanya dimiliki oleh para imam, para seminaris pun mempunyai keprihatinan terhadap arah dan tujuan Gereja. Dalam kegiatan ini ada banyak sharing tentang panggilan; suka-duka, kegembiraan, kecemasan, harapan, tantangan, solusi, banyak hal diceritakn dengan gaya masing-masing. Di sana terdapat aksi saling menguatkan, mendengarkan, memberi tanggapan; inilah yang seringkali menguatkan panggilan. Dalam persatuan yang utuh Gereja mampu berkembang dan bertahan.
Dalam kurang lebih 4 hari, keakraban sudah terjalin di antara para seminaris. Tapi kita tidak bisa berkumpul seperti itu terus-menerus. Kita harus pulang dan kembali mengikatkan hubungan yang sudah terjalin dengan teman-teman yang ada di seminari masing-masing. Satu hal yang menjadi kecemasan dalam rapat persiapan ialah tidak ada kelanjutan dari kegiatan ini. Dikhawatirkan kegiatan ini hanya menjadi beberapa hari penuh hura-hura, kemudian hilang tanpa bekas. Ternyata yang terjadi tidak seperti yang dicemaskan. Sampai saat ini masih terjalin hubungan yang baik. Terbentuk FORTS JALI alias Forum Temu Seminaris Jawa Bali di facebook untuk selalu bisa keep and touch, untuk tetap saling meneguhkan di antara kaum terpanggil yang kini tidak hanya terbatas pada mereka yang mengikuti kegiatan jumpa seminaris, tetapi juga bagi mereka yang merasa terpanggil, ingin berbagi dan meneguhkan dalam panggilan.
Kegiatan jumpa seminaris merupakan media menciptakan persaudaraan, persatuan dalam keanekaragaman. Menciptakan jaringan berarti merajut komponen-komponen kecil ke dalam satu kelompok yang senantiasa terbuka pada ikatan-ikatan baru yang menguatkan. Semoga kegiatan jumpa seminaris menjadi sebuah ikatan awal yang terus menerus mengembangkan simpul-simpulnya menjadi semakin lebar dan kuat. Dengan kebersamaan dan kerja sama, menjawabi panggilan akan terasa lebih menggembirakan. Bukankah menyenangkan jika kita mempunyai teman?
(Frater Eli)