Ada begitu banyak perbedaan yang dapat ditemukan di tiap seminari. Sejak awal pertemuan masing-masing peserta saling membandingkan seminarinya dengan seminari lainnya. Buktinya dalam kegiatan sehari-hari saya sering kali mendengar pertanyaan tentang aturan, kegiatan, kebanggaan serta banyak hal lain yang dibicarakan seputar seminari dalam berbagai kegiatan.
Namun ada suatu hal yang unik yang saya lihat ketika temu seminaris berlangsung. Mereka datang membawa ambisi dan nama besar seminarinya dan ingin membuktikan bahwa mereka adalah seminaris yang baik dalam hal apapun. Setiap seminaris dari berbagai seminari sepertinya ingin menunjukkan senjata paling ampuh untuk membuktikan keberadaan kelompok mereka. Temu seminaris memang bukan sarana bersaing untuk membuktikan seminari mana yang terbaik.
Datang dengan kebanggaan seminarinya masing-masing ternyata tidak membuat suasana nyaman. SATU HATI, SATU TEKAD, SATU PANGGILAN adalah jawaban bahwa persaingan itu tak mengendurkan sifat khas seminaris yang kompak dan akrab satu dengan yang lainnya. Bagi saya secara pribadi, setiap seminaris memiliki jiwa yang sama yang dibentuk dengan sendirinya dalam proses pembinaan yang baik di seminari. Jiwa itu terutama tumbuh dari tiga pilar utama pembinaan yang sama di setiap seminari yaitu scientia (pengetahuan), sanitas (kesehatan) dan sanctitas (kekudusan). Pilar-pilar inilah yang bagi saya ada di dasar hati para seminaris, terutama yang telah bertahun-tahun bergumul di seminari. Artinya mereka datang dengan bangga dan keberagamannya masing-masing, tetapi memiliki satu dasar yang sama, yang tidak berbeda.
Ternyata perbedaan dan keragaman tak selalu berbuah persaingan tetapi justru kerja sama membangun relasi yang baik satu sama lainya. Kadang kala gengsi lebih menjadi pilihan dari pada melakukan hal yang benar. Dasar yang dihayati tentu menjadi sarana pemersatu rekat. Dasar bukan hanya sekedar tradisi yang dibangun oleh para pendahulu dan hanya mereka yang menghayatinya seperti yang terjadi pada bangsa Indonesia yang sudah masa bodoh pada Pancasila.
Pilar-pilar seminari jangan sampai bernasib sama. Pilar-pilar seminari harus tetap digaungkan di telinga seminaris sebagai sebuah pedoman hidup yang harus mereka hidupi dengan setia. Dengan demikian para seminaris akan tetap menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpecah.
No comments:
Post a Comment