We sing our committed life ever since the very beginning of our age. We wrote our memories of this place, drew our faces in every corner of its building. We long to go back for that memories and path. Committing to a particular path in life comes more easily when you know what you're committing to and who or what will support you along the way. It's the
beauty of being a SEMINARIAN.

FUND RAISING JAKARTA - 28 & 29 JULY 2012

Sabtu, 28 Juli 2012 sore dan Minggu, 29 Juli 2012, Rm Deni akan memimpin misa 5 kali di Paroki Santa Perawan Maria Blok Q, dan Rm Tanto 4 kali misa di Paroki Aloysius Gonzaga Cijantung Jakarta. Mohon doa dari semua teman sekalian supaya lewat kegiatan ini Seminari Tuka diberkati dengan limpah.

Selamat akhir pekan.

Terima kasih

Saturday, July 28, 2012 (afternoon) and Sunday, July 29, 2012, Rm Deni will lead the mass (five times) in the Parish of the Blessed Virgin Mary Block Q, and Rm Tanto (four times) in the Parish of Aloysius Gonzaga at Cijantung Jakarta. Expecting prayers from all friends so this activity may bring abundant blessings for Seminary Tuka.

Happy weekend.

Thank you

Search This Blog

Gerakan Orang Tua Asuh Seminari Tuka Bali

Gerakan Orang Tua Asuh Seminari Tuka Bali
Let's Participate! Contact: seminaritukabali@gmail.com

Tuesday, January 10, 2012

Mengenai Stephen Hawking

Stephen Hawking, terlahir 8 Januari 1942 di Oxford - Inggris, sebagai anak tertua dari empat bersaudara anak-anak Frank & Isobel Hawking. Hari lahirnya bertepatan dengan peringatan ke-300 meninggalnya Galileo - seorang tokoh idola para Fisikawan.
Ketika hanya sedikit wanita yang terpikir untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Isobel - Ibu Stephen justru meneruskan pendidikannya di Universitas Oxford pada tahun 1930, menjadikannya sebagai pelajar wanita pertama di universitas itu. Ayahnya - Frank Hawking, juga seorang alumni Oxford, seorang peneliti medical dengan spesialisasi penyakit-penyakit tropis adalah seorang sosok yang sangat dihormati.
Kelahiran Stephen terjadi pada saat kondisi keluarga sedang tidak sehat secara finansial, demikian juga situasi politik ketika itu. Inggris sedang terlibat dalam perang dunia ke-2. Hal tersebut membuat Frank terpaksa memindahkan Isobel yang sedang hamil dari rumah mereka di London ke Oxford.  

Tahun 2012 - sang fisikawan kontroversial ini berusia 70 tahun, menarik juga untuk mengetahui mengenainya. Di bawah ini dikutipkan tulisan mengenai Stephen Hawking yang diambil dari harian Kompas - 10 Januari 2012

70 Tahun Hawking: dari Waktu ke Saya


AGNES ARISTIARINI 
”Look up at the stars and not down at your feet” (Pandanglah bintang-bintang, bukan pada kakimu) Stephen Hawking, Fisikawan Teori
Stephen Hawking adalah fenomena. Ia bukan sekadar ilmuwan paling terkenal di dunia yang masih hidup saat ini, melainkan juga simbol semangat hidup yang luar biasa: tidak termasuk murid cemerlang di sekolah dan mendapat serangan motor neuron disease (MND) pada usia 21 tahun yang melemahkan fungsi otot dan sarafnya, tetapi bangkit dan menggagas teori-teori semesta yang menggemparkan dunia.
Dalam separuh abad kariernya sebagai peneliti, Hawking berada di garda depan upaya manusia memahami lubang hitam dan kosmologi kuantum. Buku pertamanya, A Brief History of Time, terjual lebih dari 10.000.000 eksemplar. Kepopulerannya telah membuat ide-idenya diterima di luar kalangan akademik. Hawking bahkan pernah menjadi bintang tamu dalam serial televisi populer The Simpsons dan Star Trek.
Maka, berbagai kalangan pun memestakan ulang tahun ke-70 Hawking dengan penghormatan penuh atas segala pencapaiannya. Ia lahir 8 Januari 1942 di Oxford, Inggris.
Perayaan ulang tahunnya tidak hanya dihadiri segenap sivitas akademika, tetapi juga para kosmolog dan selebriti terkemuka. Di antaranya ada penerima penghargaan Nobel Frank Wilczek dan Saul Perlmutter, juga selebriti Richard Branson.
Perayaan diawali dengan konferensi ilmiah bertema ”The State of the Universe” pada 5-7 Januari dan berpuncak pada 8 Januari dengan ceramah langsung oleh sang legenda.
Meski akhirnya tidak hadir dalam simposium karena kondisi kesehatannya, Hawking mengirim rekaman pidato bertajuk ”The Brief History of Mine”. Ia tidak hanya bicara soal pemahamannya tentang semesta, tetapi juga masa kecil dan perjuangan hidupnya.
”Ingatlah untuk memandang bintang-bintang dan bukan pada kakimu. Betapapun susahnya hidup ini, selalu ada sesuatu yang bisa dikerjakan. Adalah sangat berarti bahwa kita tidak menyerah,” kata Hawking.
Tidaklah mengherankan apabila Martin Rees, fisikawan ternama dari Universitas Cambridge sekaligus kawan lama Hawking, menyebut ulang tahun itu sebagai ”pesta kemenangan terhadap kesengsaraan”.
Riwayat
Seperti yang ditulis The Guardian, Hawking mengaku, masa kecilnya banyak masalah. Ia tidak bisa membaca benar sampai usia delapan tahun, tulisan tangannya membuat para guru putus asa, dan tugas-tugas sekolah yang sangat berantakan pengerjaannya. ”Pada usia 12 tahun, teman-teman saya bahkan bertaruh sekantong permen bahwa saya tidak akan menjadi apa pun,” katanya.
Akan tetapi, ada teman-teman lain menggelarinya Einstein. ”Mungkin karena mereka melihat potensi saya dengan lebih baik,” ujar Hawking menambahkan.
Ia sempat putus asa dan hampir menyerah ketika MND mulai menggerogoti sel-sel saraf dan menghambat mobilitasnya. ”Saya depresi melihat kondisi fisik memburuk begitu cepat. Untunglah saya bertemu Jane. Bertunangan dengannya membuat hidup saya punya arah.”
Pada usia 32 tahun, Hawking lumpuh total. Meski suara semakin tidak jelas, ia masih bisa mengajar, bahkan membimbing mahasiswa. Suaranya hilang sama sekali dalam operasi pneumonia tahun 1985 sehingga harus menggunakan komputer yang memungkinkan memilih kata di layar dengan gerakan mata, lalu dikirim ke mesin bicara, atau printer.
Pada usia 70 tahun pun, Hawking tidak menunjukkan penurunan semangat. Seperti ditulis BBC News, ayah tiga anak dan tiga cucu ini masih mengajar di Universitas Cambridge dan mencoba berbagai tantangan, termasuk naik pesawat antariksa.
”Saya hidup dalam bayang-bayang kematian selama 49 tahun terakhir. Saya tidak takut mati, tetapi tidak ingin buru-buru mati. Ada begitu banyak hal yang masih ingin saya kerjakan,” katanya.
Kontroversi
Meski demikian, Hawking juga manusia. Ia dipuji sekaligus dibenci. Dalam kehidupan pribadinya, orang menghargai perjuangan Hawking, tetapi menyesali perceraiannya setelah 26 tahun perkawinan, menikahi perawatnya, dan kemudian bercerai lagi.
Dalam kehidupan keilmuan, orang mengagumi teorinya tentang lubang hitam. Akan tetapi, bukunya, The Grand Design, yang menyebut tidak perlu adanya campur tangan Tuhan dalam pembentukan semesta, memicu kritik para tokoh agama. Menurut Hawking, sains menunjukkan bahwa berbagai kejadian di semesta berlangsung spontan. ”Maka, kita semua ada semata karena peluang,” katanya.
Hawking menutup pidatonya dengan ungkapan bahagia atas hidup yang dijalaninya dan perannya sebagai peneliti dalam fisika teori. ”Gambaran tentang semesta telah berubah selama 40 tahun terakhir. Saya senang sedikit ikut menyumbang fakta bahwa kita manusia adalah koleksi langka dari partikel dasar di alam dan semakin memahami hukum alam yang mengatur semesta. Itu adalah kemenangan luar biasa.”